Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjawab pertanyaan sejak kapan rendang punya agama

Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjawab pertanyaan sejak kapan rendang punya agama.  Seperti diketahui, pertanyaan ini juga sempat viral diungkapkan penceramah Gus Miftah yang menanyakan sejak kapan rendang punya agama. UAH lalu menjawab pertanyaan ini melalui kanal YouTube resminya Adi Hidayat Official yang diunggah pada Kamis, 16 Juni 2022.


Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjawab pertanyaan sejak kapan rendang punya agama.

Seperti diketahui, pertanyaan ini juga sempat viral diungkapkan penceramah Gus Miftah yang menanyakan sejak kapan rendang punya agama. UAH lalu menjawab pertanyaan ini melalui kanal YouTube resminya Adi Hidayat Official yang diunggah pada Kamis, 16 Juni 2022.

Dalam video tersebut UAH meminta agar umat Islam jangan 'mengecilkan' sesuatu yang telah menjadi tradisi.

"Jangan pernah mengecilkan apapun apalagi bila sudah menjadi tradisi," kata UAH dalam video tersebut.

Ucapan UAS tentu menyasar masakan rendang yang sudah menjadi tradisi dan budaya masyarakat Minangkabau.

Kuliner halal tersebut telah menjadi tradisi masyarakat Minangkabau sejak lama. Namun belakangan muncul rendang babi.

Tradisi rendang halal di Minangkabau sama halnya budaya Indonesia seperti batik, calung, dan angklung punya kewarganegaraan.

"Ada pertanyaan sejak kapan rendang itu punya agama, apa jawabannya? Sejak batik, calung, angklung punya kewarganegaraan," demikian jawaban UAH.

UAH mengatakan jika seandainya batik yang telah menjadi budaya Indonesia diklaim oleh negara lain, tentu orang Indonesia menolak hal tersebut.

"Kalau misalnya batik diklaim sama Malaysia mau tidak? Tidak, orang Indonesia akan mengatakan batik itu budaya Indonesia, sudah melekat karena itu tidak ingin diklaim oleh negara-negara lain," jelas UAH.

UAH kemudian kembali bertanya. Jika memang batik tidak pantas untuk diklaim, maka sejak kapan batik memiliki kewarganegaraan Indonesia.

UAH kemudian menyatakan rendang dikenal sebagai produk asli masyarakat Minang.

Ia juga menyinggung falsafah Minangkabau yang berbunyi 'Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah'.

Arti falsafah tersebut adalah adat Minangkabau bersendikan Syarak, dan Syarak bersendikan Kitabullah.

Itu sebabnya, kata UAH, setiap yang keluar dari budaya Minangkabau lekat dengan syariat walaupun produk makanan.

Source: @sisiterangofficial

Posting Komentar untuk "Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjawab pertanyaan sejak kapan rendang punya agama"